delta-forces
Jumat, 16 Maret 2012
Military
Me-262A
Sudah menjadi hal yang umum dalam komunitas aviasi untuk mengklasifikasi pesawat fighter jet menjadi beberapa generasi untuk tujuan historis. Tidak ada definisi resmi untuk generasi-generasi ini; akan tetapi mereka hanya merepresentasikan tahap-tahap pengembangan pendekatan desain fighter, kemampuan performa dan evolusi teknologi.
Rentang waktu setiap generasi tidaklah pasti dan hanya menunjukkan periode selama filosofi desain dan penggunaan teknologinya memberikan pengaruh besar dalam desain dan pengembangan pesawat fighter. Rentang waktu juga meliputi periode puncak service entry pesawat-pesawat di tiap generasi.
Generasi Pertama (Pertengahan 1940an hingga pertengahan 1950an)
Pesawat fighter jet generasi pertama yang terdiri dari desain fighter jet subsonik awal yang dipperkenalkan di akhir PD II dan periode awal pasca-perang. Mereka hanya berbeda sedikit dengan pesawat bermesin piston dalam penampilannya, dan kebanyakan menggunakan sayap tak-tertekuk. Senapan mesin masih merupakan persenjataan utama. Prioritas pengembangan pesawat bermesin-turbojet adalah untuk memperoleh keuntungan mutlak dengan kecepatan maksimum. Kecepatan maksimum fighter meningkat secara drastis selama PD II dengan adanya pengembangan mesin piston yang lebih powerful, dan mulai mendekati penerbangan transonik di mana efisiensi propeler berpenggerak piston menurun drastis
Fighter jet pertama dikembangkan selama PD II dan terlihat melakukan pertempurandalam dua tahun terakhir masa PD II. Messerschmitt mengembangkan dighter jet operasional pertama, Me 262. Pesawat ini jauh lebih cepat jika dibandingkan dengan pesawat bermesin piston, dan ditangan pilot handal, cukup sulit bagi pilot Sekutu untuk mengalahkannya. Pesawat ini tidak dioperasikan dalam jumlah yang cukup untuk menghentikan serangan udara Sekutu, dan kombinasi dari terbatasnya bahan bakar, kehilangan pilot, dan kesulitan teknis pada mesinnya membuat jumlahnya tetap sedikit. Meskipun demikian, Me 262 telah mengindikasikan bahwa pesawat bermesin piston mulai ketinggalan jaman. Didorong oleh laporan tentang jet Jerman, Gloster Meteor milik Inggris segera masuk produksi dan dua di antaranya mulai bertugas pada 1944. Meteor biasanya digunakan untuk mencegat V-1 "buzz bomb", karena pesawat ini lebih cepat dari pada pesawat piston yang ada pada saat itu. Pada akhir perang, hampir semua pekerjaan pesawat fighter bermesin piston berakhir. Beberapa desain yang mengkombinasikan antara mesin piston dan jet untuk propulsi, seperti Ryan FR Fireball, hanya digunakan dalam waktu yang singkat. Pada akhir 1940an, secara virtual semua pesawat tempur baru bermesin jet.
Gloster Meteor
Disamping kelebihannya, fighter jet awal jauh dari sempurna. Masa pakai operasional mereka, terutama untuk powerplant turbin gas, dapat dihitung dengan ukuran jam; mesinnya sendiri sangat rapuh dan besar, dan tenaganya hanya dapat diatur secara perlahan-lahan. Banya skuadron fighter bermesin piston tetap dipertahankan hingga awal-pertengahan 1950an, bahkan masih menjadi kekuatan utama (walaupun yang dipertahankan adalah desain terbaik dari PD II. Inovasi termasuk kursi lontar dan all-moving tailplanes diperkenalkan pada periode ini.
AS juga menggunakan fighter jet pada masa pasca-perang. Lockheed P-80 Shooting Star (yang kemudian diganti nama menjadi F-80) kurang elegan jika dibandingkan dengan Me-262 bersayap-tekuk, tetapi memiliki kecepatan jelajah (660 km/j [410 mpj]) yang sama cepatnya dengan kecepatan maksimum pesawat fighter bermesin-piston.
MiG-15
Inggris mendesain beberapa jet, termasuk de Havilland Vampire yang dijual ke AU di berbagai negara. Inggris mentransfer teknologi mesin jet Rolls-Royce Nene ke Soviet, yang kemudian mengaplikasikannya pada pesawat fighter Mikoyan-Gurevich MiG-15 yang mempunyai kecepatan terbang yang semakin mendekati kecepatan suara, dari pada pesawat bersayap lurus seperti F-80. Kecepatan maksimalnya mencapai 1,075 km/jam (668 mpj) terbukti cukup mengejutkan pilot F-80 Amerika yang berhadapan di atas Korea, bersama dengan persenjataannya yang terdiri dari dua kanon 23mm dan sebuah kanon 37 mm tunggal. Meskipun demikian, dogfight jet-melawan-jet pertama dalam sejarah terjadi pada Perang Korea pada 8 November 1950, sebuah F-80 mencegat dua MiG 15 milik Korea Utara di dekat Sungai Yalu dan menembak jatuh mereka.
AS merespon dengan membuat pesawat bersayap tekuk mereka sendiri, F-86, untuk bertempur melawan MiG yang memiliki performa transonik serupa. Kedua pesawat tersebut memiliki kekuatan yang berbeda, tetapi mereka cukup serupa dalam hal teknologi yang superior seperti radar ranging gunsight dan kecakapan pilot veteran.
Dunia AL juga bertransisi ke jet pada periode ini, walaupun diperlukan peluncuram-ketapel untuk pesawat baru. F9F Panther Grumman diadopsi oleh AL AS sebagai jet utama dalam periode Perang Korea, dan pesawat ini merupakan salah satu pesawat pertama yang menggunakan afterburner. de Havilland Sea Vampire adalah pesawat fighter jet pertama AL Royal Inggris. Radar digunakan pada pesawat fighter malam seperti F3D Skyknight yang juga menembak jatuh MiG di atas Korea, dan kemudian dipasangkan ke F2H Banshee, F7U Cutlass bersayap tekuk dan F3H Demon sebagai pesawat fighter semua cuaca/malam.Versi awal Misil Udara-ke-Udara Infra-Merah seperti AIM-9 Sidewinder dan misil berpemandu radar seperti AIM-7 Sparrow yang dikembangkan hingga abad ke-21, pertama kali diperkenalkan pada pesawat fighter AL subsonik Demon dan Cutlass.
Fighter Jet Generasi Kedua (Pertengahan 1950an hingga awal 1960an)
Pengembangan pesawat fighter generasi-kedua terbentuk dengan terobosan teknologi, pelajaran yang didapat dari pertempuran udara pada saat Perang Korea, dan fokus pada penggelaran operasi di lingkungan peperangan nuklir. Perkembangan teknologi di bidang aerodinamis, propulsi dan material aerospace (terutama campuran logam aluminium) membuat desainer dapat bereksperimen dengan inovasi aeronautical, seperti sayap tertekuk, sayap delta dan area-ruled fuselages. Penggunaan mesin turbojet dengan afterburner mulai menyebar luas setelah pesawat produksi pertama yang menggunakan sistem ini melampaui kecepatan suara, dan kemampuannya untuk bertahan dalam kecepatan supersonik menjadi kemampuan umum pada pesawat fighter generasi ini.
Desain fighter juga mendapat keuntungan dari teknologi elektronik baru yang membuat radar efektif cukup kecil untuk dibawa pada pesawat yang lebih kecil. Radar onboard membuat deteksi pesawat musuh dapat dilakukan lebih dari jarak visual, dengan demikian meningkatkan memperingan penanganan target oleh radar peringatan dan pelacak berbasis darat jarak jauh. Demikian halnya, kemajuan pengembangan misil berpemandu membuat misil udara-ke-udara menjadi persenjataan utama bagi fighter untuk pertama kalinya dalam sejarah. Selama periode ini, passive-homing infrared-guided (IR) missiles menjadi misil yang umum dipakai, tetapi sensor pada misil IR pada saat itu masih mempunyai sensitivitas yang buruk dan mempunyai field of view yang sangat sempit (biasanya tidak lebih dari 30°), yang membatasi efektifitasnya sehingga hanya dapat digunakan dalam jarak dekat, tail-chase engagements. Misil berpemandu-radar (RF) juga diperkenalkan, tetapi contoh-contoh awalnya terbukti tidak dapat diandalkan. Misil semi-active radar homing (SARH) ini dapat melacak dan mencekat pesawat musuh yang sudah ditandai dengan radar onboard milik pesawat yang meluncurkan misil. Misil udara-ke-udara RF jarak menengah dan jauh menjanjikan untuk membuka dimensi baru pertempuran "beyond-visual-range" (BVR) combat, dan banyak usaha yang dilakukan dalam rangka untuk pengembangan lebih lanjut teknologi ini.
Electric Lightning
Propek kemungkinan terjadinya PD III yang melibatkan kekuatan mekanis canggih dan persenjataan nuklir sehingga pengembangan pesawat dispesialisasikan pada dua pendekatan desain: interseptor seperti Electric Lightning Inggris dan MiG-21F Soviet; dan fighter-bomber, seperti Republic F-105 Thunderchief dan Sukhoi Su-7B. Dogfighting sendiri semakin tidak diutamakan karena dua hal. Interseptor mengutamakan pada misil berpemandu yang secara total menggantikan senapan dan pertempuran akan terjadi secara jarak jauh, di luar jarak visual. Sebagai hasilnya, interseptor didesain dengan kapasitas misil yang besar dan radar yang powerful, sehingga mengorbankan kelincahan untuk mendapatkan kecepatan pendakian, ketinggian operasional maksimum dan kecepatan maksimum. Dengan peran pertahanan udara utama, prioritas ditempatkan pada kemampuan mencegat bomber strategis yang terbang pada altitude tinggi. Interseptor point-defense terspesialisasi kadang memiliki jarak operasional yang terbatas dan ,jika ada, hanya memiliki kemampuan serang-darat sedikit. Fighter-bomber berpindah peran antara superioritas udara dan serang-darat, yang membutuhkan kecepatan tinggi dan penerbangan altitude rendah untuk menjatuhkan/mengirimkan bom/serangan. Misil udara-ke-permukaan berpemandu televisi dan IR diperkenalkan sebagai tambahan bagi bom gravitasi tradisional, dan beberapa dilengkapi untuk mengirimkan bom nuklir.
Jet Fighter Generasi Ketiga (Awal 1960an hingga sekitar 1970)
Generasi ketiga menjadi saksi bukti inovasi generasi kedua, tetapi kebanyakan ditandai dengan prioritas pada manuverabilitas dan kemampuan serang-darat tradisional. Selama 1960an, peningkatan pengalaman dengan misil berpemandu menunjukkan bahwa pertempuran akan udara akan melibatkan dogfight. Avionik analog mulai diperkenalkan, menggantikan peralatan kokpit “steam-gauge” yang lebih tua. Pengembangan untuk meningkatkan performa aerodinamis fighter generasi kedua termasuk flight control surfaces seperti canard, powered slats, dan blown flap. Sejumlah teknologi dicoba untuk Takeoff dan Pendaratan Vertikal/Pendek, tetapi thrust vectoring baru sukses pada Harrier jump jet.
Pertumbuhan kemampuan pertempuran udara fokus pada pengenalan misil udara-ke-udara, sistem radar dan avionik lain yang lebih baik. Sementara senapan mesin masih menjadi peralatan standar, (model awal F-4 merupakan pengecualiannya), misil udara-ke-udara menjadi senjata utama untuk fighter superioritas udara, yang menggunakan radar yang lebih canggih, AAM RF jarak menengah untuk mendapatkan jarak “stand-off” yang lebih besar. Akan tetapi, kill probability misil RF terbukti rendah karena buruknya kehandalan dan pengembangan electronic countermeasures (ECM) untuk mengecoh penlacak radar. Infrared-homing AAM memperlebar fields of view menjadi 45°, yang memberkuat penggunaan taktisnya. Meskipun demikian rendahnya kil-ratio dogfight fighter AS selama perang Vietnam membuat AL AS mendirikan sekolah senjata fighter ”TOPGUN", yang memberikan kurikulum untuk melatih pilot fighter armada dalam taktik dan teknik Air Combat Maneuvering (ACM) dan Dissimilar Air Combat Training (DACT).
Era ini juga memperlihatkan ekspansi kemampuan serang-darat, terutama pada misil kendali dan menjadi saksi pengenalan avionik yang benar-benar efektif pertana kali untuk meningkatkan performa serang darat, termasuk sistem terrain-avoidance. Misil udara-ke-permukaan (ASM) dilengkapi dengan electro-optical (E-O) contrast seekers – seperti model awal yang secara luas digunakan AGM-65 Maverick – menjadi persenjataan standar, dan bom berpemandu laser (LGB) juga secara luas digunakan dalam usaha meningkatkan kemampuan serang-presisi. Pemandu untuk amunisi semacam precision-guided munition (PGM) disediakan oleh targeting pod yang dipasang secara eksternat, yang mana diperkenalkan pada pertengahan 1960an.
F-4E Phantom
Hal ini juga memacu pengembangan senjata otomatis baru, terutama chain-gun yang menggunakan mesin elektrik untuk menggerakkan mekanismenya. Senjata otomatis ini membuat senjata multi-laras tunggal (seperti Vulcan 20mm) untuk dibawa dan memberikan kecepatan penembakan dan akurasi yang jauh lebih baik. Reliabilitas powerplant juga meningkat dan mesin jet menjadi tak berasap untuk membuatnya lebih susah untuk dilihat secara visual pada jarak yang jauh. Pesawat yang didedikasikan untuk serang-darat ( seperti Grumman A-6 Intruder, SEPECAT Jaguar dan LTV A-7 Corsair II) menawarkan jarak yang lebih jauh, sistem serang malam yang lebih canggih atau biaya yang lebih rendah jika dibandingkan dengan fighter supersonik. Dengan sayap variable-geometry, pesawat supersonik F-111 memperkenalkan Pratt & Whitney TF30, yang merupakan mesin turbofan pertama yang dilengkapi dengan afterburner. Proyek ambisius ini berusaha membuat fihter serba guna untuk berbagai peran dan tugas. Pesawat semacam ini juga akan berperan baik sebagai bomber semua-cuaca, tetapi mempunyai performa yang tidak cukup baik untuk mengalahkan fighter lain. McDonnell F-4 Phantom didesain sebagai sebuah interseptor semua-cuaca, tetapi menjadi menjadi strike bomber serba guna yang cukup gesit untuk dipakai dalam pertempuran udara. Pesawat ini digunakan oleh AL, AU dan Marinir AS. Walaupun dengan banyaknya kekurangan yang tidak akan ditangani hingga adanya pesawat baru, Phantom mengklaim 280 aerial kill, lebih dari fighter AS lain di atas Vietnam. Dengan jarak dan kapasitas beban yang menyaingi bomber PD II seperti B-24 Liberator, Phantom menjadi pesawat multi peran yang sangat sukses.
Jumat, 02 Maret 2012
karakter mw3
Nickname(s) : Frost, Metal 0-4
Appears in : Call of Duty: Modern Warfare 3
Rank : Sergeant
Affiliations : Delta Force
Status : Alive
Weapon : M4A1, MP5, ACR 6.8, SCAR-L, MK14, USP .45, XM25, SMAW, Frag Grenade, 9-Bang, any weapons at his disposal.
Nickname(s) : Bravo Six
Prisoner #627
Black Viking
$
9051210 (serial number)
Old Man
Appears in Call of Duty 4: Modern Warfare
Call of Duty: Modern Warfare 2
Call of Duty: Modern Warfare 3
Rank : Lieutenant (1996)
Captain (2011-2017)
Affiliations : 22nd SAS Regiment (Special Air Service), Task Force 141
Status : Alive
Weapon : M4A1 SOPMOD, M1911, M21, USP .45, Barret .50cal, Knife, AK47, M14 EBR, AUG HBAR, SCAR-H, Intervention, ACR, Desert Eagle, CM901, PKP, MSR (In the MW3 single player trailer), and any weapon at his disposal
Voice Actor Billy Murray
Nickname(s) : Metal 0-1
Appears in Call of Duty: Modern Warfare 3
Rank : Master Sergeant
Affiliations : Delta Force, U.S. Army
Status : K.I.A.
Birth : October 10, 1969[1]
Death : October 14, 2016 (Aged 47)
Weapon : Five Seven, Desert Eagle, MP5, M4A1, ACR 6.8, M16A4, RSASS
Voice Actor : William Fichtner[2
Nickname(s) : Soap
Hotel Six
Bravo Six
2073521 (serial number)
F.N.G
Appears in : Call of Duty 4: Modern Warfare
Call of Duty: Modern Warfare 2
Call of Duty: Modern Warfare 3
Rank : Sergeant (2011) (Call of Duty 4: Modern Warfare)
Captain (2016) (Modern Warfare 2- Modern Warfare 3)
Affiliations : 22nd SAS Regiment
Task Force 141 (Field Commander)
Status : K.I.A.
Killed By : Vladimir Makarov
Death : October 11th, 2016
Weapon : Various M4A1 Carbine configurations, various Sniper Rifles, an AK-47, and weapons the player may use available in Call of Duty 4: Modern Warfare and last three missions of Call of Duty: Modern Warfare 2.
Voice Actor : Kevin McKidd
Nickname (s) : Yuri
Appears in : Call of Duty: Modern Warfare 3
Rank : Commander of the Loyalists
Affiliations : Spetsnaz (formerly), Ultranationalists (formerly), Loyalists, Task Force 141
Status : K.I.A.
Killed : By Vladimir Makarov
Death : January 21, 2017, "Dust to Dust"
Weapon : USP. 45, P99, Desert Eagle, AK-47, PKP Pecheneg, MK46, any weapon obtained in the Campaign.
Voice : Actor Brian Bloom
Appears in : Call of Duty: Modern Warfare 3
Rank : Sergeant
Affiliations : Delta Force
Status : Alive
Weapon : M4A1, MP5, ACR 6.8, SCAR-L, MK14, USP .45, XM25, SMAW, Frag Grenade, 9-Bang, any weapons at his disposal.
Nickname(s) : Bravo Six
Prisoner #627
Black Viking
$
9051210 (serial number)
Old Man
Appears in Call of Duty 4: Modern Warfare
Call of Duty: Modern Warfare 2
Call of Duty: Modern Warfare 3
Rank : Lieutenant (1996)
Captain (2011-2017)
Affiliations : 22nd SAS Regiment (Special Air Service), Task Force 141
Status : Alive
Weapon : M4A1 SOPMOD, M1911, M21, USP .45, Barret .50cal, Knife, AK47, M14 EBR, AUG HBAR, SCAR-H, Intervention, ACR, Desert Eagle, CM901, PKP, MSR (In the MW3 single player trailer), and any weapon at his disposal
Voice Actor Billy Murray
Nickname(s) : Metal 0-1
Appears in Call of Duty: Modern Warfare 3
Rank : Master Sergeant
Affiliations : Delta Force, U.S. Army
Status : K.I.A.
Birth : October 10, 1969[1]
Death : October 14, 2016 (Aged 47)
Weapon : Five Seven, Desert Eagle, MP5, M4A1, ACR 6.8, M16A4, RSASS
Voice Actor : William Fichtner[2
Nickname(s) : Soap
Hotel Six
Bravo Six
2073521 (serial number)
F.N.G
Appears in : Call of Duty 4: Modern Warfare
Call of Duty: Modern Warfare 2
Call of Duty: Modern Warfare 3
Rank : Sergeant (2011) (Call of Duty 4: Modern Warfare)
Captain (2016) (Modern Warfare 2- Modern Warfare 3)
Affiliations : 22nd SAS Regiment
Task Force 141 (Field Commander)
Status : K.I.A.
Killed By : Vladimir Makarov
Death : October 11th, 2016
Weapon : Various M4A1 Carbine configurations, various Sniper Rifles, an AK-47, and weapons the player may use available in Call of Duty 4: Modern Warfare and last three missions of Call of Duty: Modern Warfare 2.
Voice Actor : Kevin McKidd
Nickname (s) : Yuri
Appears in : Call of Duty: Modern Warfare 3
Rank : Commander of the Loyalists
Affiliations : Spetsnaz (formerly), Ultranationalists (formerly), Loyalists, Task Force 141
Status : K.I.A.
Killed : By Vladimir Makarov
Death : January 21, 2017, "Dust to Dust"
Weapon : USP. 45, P99, Desert Eagle, AK-47, PKP Pecheneg, MK46, any weapon obtained in the Campaign.
Voice : Actor Brian Bloom
Senin, 27 Februari 2012
M4 carbine
Karabin M4, atau M4 Carbine, adalah versi pendek dan ringan dari senapan serbu M16. Karabin M4 memiliki 80% bagian yang sama dengan M16A2. M4 memiki pilihan tembakan semi-otomatis dan burst tiga butir (sama dengan M16A2), sedangkan M4A1 memiliki pilihan semi-otomatis dan otomatis. M4A1 juga kadang-kadang dilengkapi laras yang lebih berat, untuk menahan panas yang dihasilkan dari menembak otomatis untuk waktu yang lama.
M4 dan M4A1 menggunakan peluru kaliber 5.56 x 45 mm NATO. Keduanya adalah senapan selective-fire, yang menggunakan sistem gas, air-cooled, memakai magazen box, dan mempunyai popor teleskopik. Popor ini bisa ditukar dengan popor biasa, tapi itu jarang dilakukan pada militer Amerika Serikat.
Seperti karabin pada umumnya, M4 lebih nyaman ditenteng daripada senapan laras panjang. Selain ideal untuk digunakan oleh tentara non-infanteri (seperti pengemudi kendaraan, ajudan, dan perwira staf), ini juga membuat M4 cocok untuk pertempuran jarak dekat dan operasi pasukan khusus. M4 sempat menjadi standar untuk United States Special Operations Command (USSOCOM) dan menjadi pilihan Pasukan Khusus Angkatan Darat Amerika Serikat. Pada tahun 2006 Malaysia juga membeli Karabin M4 untuk menggantikan senapan Steyr AUG.
Karabin M4 dikembangkan dan diproduksi untuk Pemerintah Amerika Serikat oleh perusahaan senjata Colt, yang mempunyai kontrak untuk memproduksi keluarga karabin M4 sampai tahun 2009. Tetapi selain Colt, sejumlah produsen senjata lain juga menawarkan senapan yang serupa dengan M4. M4 dan M16A4 sudah menggantikan M16 dan M16A2 pada angkatan bersenjata Amerika Serikat. M4 juga menggantikan submachine gun M3A1 yang biasa dipakai pengendara tank. M4 hampir serupa dengan versi kompak M16 sebelumnya, yaitu XM177, bedanya adalah M4 tidak menggunakan peluru M193/6 ball.
Selain pada pengiriman pertama, semua M4 dan M4A1 baru yang ada pada militer Amerika Serikat sudah memakai receiver atas yang datar (flat-top) yang dilengkapi railing standar M1913 atau Picatinny rail, yang digunakan untuk memasang berbagai macam alat bidik. Nomor model yang digunakan oleh militer Amerika Serikat adalah Colt Model 920 (M4) dan 921 (M4A1).
M4 MWS (Modular Weapon System)
M4 MWS
M4 MWS adalah karabin Colt Model 923 yang dipasang Sistem Railing Aksesori (RAS - Rail Accesory System) buatan perusahaan senjata Knight's Armament Corporation. Senapan ini sebelumnya diberi nama M4E2, tapi penamaan ini dibatalkan, dan M4 yang dipasang sistem ini diberi nama M4 MWS atau Modular Weapon System.
M4A1
Karabin M4A1 adalah modifikasi dari karabin M4, yang dibuat untuk dipakai oleh pasukan khusus. M4A1 banyak dipakai pada pasukan khusus AS, seperti Delta Force, Navy SEALS, dan Force Reconnaissance. Senapan ini menjadi pilihan pasukan khusus dan pasukan anti-teroris, karena ukurannya dan kemampuannya menembak full-otomatis. Fitur-fitur ini sangat berguna untuk pertempuran dalam perkotaan. Walaupun M4A1 tidak memiliki jangkauan tembak sejauh senapan M16, banyak pengamat militer yang berpendapat bahwa menembak target diatas 300 meter tanpa senapan khusus itu tidak perlu. M4A1 sangat efektif pada jarak 150 meter.
SOPMOD Blok I
USSOCOM mengembangkan perangkat Modifikasi Khusus Operasi Khusus (SOPMOD - Special Operations Peculiar Modification) Blok I untuk digunakan pasukan yang ada dibawah kepemimpinannya. Perangkat ini meliputi, antara lain, karabin M4A1, Sistem Railing Antar-muka (RIS - Rail Interface System) buatan Knight's Armament Company (KAC), pelontar granat M203 beserta bidikannya, peredam suara buatan KAC, bidikan cadangan buatan KAC, penunjuk laser/infra-merah AN/PEQ-2A buatan Insight Technologies, bidikan optik ACOG dan Reflex buatan Trijicon, serta sebuah bidikan night vision.
SOPMOD Blok II
Generasi ke-2 SOPMOD sedang direncanakan, dengan banyak perusahaan yang bersaing untuk mendapakan kontraknya. Beberapa perusahaan ternama, beserta rancangan mereka misalnya, Knight's Armament Company dengan URX II, ARMS dengan sistem Selective Integrated Rail (SIR), serta Lewis Machine & Tool dengan Monolithic Rail Platform (MRP).
Varian-varian lain
Varian lain karabin M4 juga dibuat oleh produsen lain, dan dipakai oleh pasukan khusus negara selain Amerika Serikat, antara lain Special Air Service Regiment (SASR) Australia, Pasukan Gerakan Khas Polis Diraja Malaysia, dan Detasemen 88 Anti-teror Polri. Selain itu, SAS Inggris menggunakan juga M4 buatan Diemaco yang diberi nama C8. Walau akhirnya Diemaco dibeli oleh Colt, dan diberi nama Colt Canada, nama-nama senapan versi Diemaco tidak diubah.
M4 dan M4A1 menggunakan peluru kaliber 5.56 x 45 mm NATO. Keduanya adalah senapan selective-fire, yang menggunakan sistem gas, air-cooled, memakai magazen box, dan mempunyai popor teleskopik. Popor ini bisa ditukar dengan popor biasa, tapi itu jarang dilakukan pada militer Amerika Serikat.
Seperti karabin pada umumnya, M4 lebih nyaman ditenteng daripada senapan laras panjang. Selain ideal untuk digunakan oleh tentara non-infanteri (seperti pengemudi kendaraan, ajudan, dan perwira staf), ini juga membuat M4 cocok untuk pertempuran jarak dekat dan operasi pasukan khusus. M4 sempat menjadi standar untuk United States Special Operations Command (USSOCOM) dan menjadi pilihan Pasukan Khusus Angkatan Darat Amerika Serikat. Pada tahun 2006 Malaysia juga membeli Karabin M4 untuk menggantikan senapan Steyr AUG.
Karabin M4 dikembangkan dan diproduksi untuk Pemerintah Amerika Serikat oleh perusahaan senjata Colt, yang mempunyai kontrak untuk memproduksi keluarga karabin M4 sampai tahun 2009. Tetapi selain Colt, sejumlah produsen senjata lain juga menawarkan senapan yang serupa dengan M4. M4 dan M16A4 sudah menggantikan M16 dan M16A2 pada angkatan bersenjata Amerika Serikat. M4 juga menggantikan submachine gun M3A1 yang biasa dipakai pengendara tank. M4 hampir serupa dengan versi kompak M16 sebelumnya, yaitu XM177, bedanya adalah M4 tidak menggunakan peluru M193/6 ball.
Selain pada pengiriman pertama, semua M4 dan M4A1 baru yang ada pada militer Amerika Serikat sudah memakai receiver atas yang datar (flat-top) yang dilengkapi railing standar M1913 atau Picatinny rail, yang digunakan untuk memasang berbagai macam alat bidik. Nomor model yang digunakan oleh militer Amerika Serikat adalah Colt Model 920 (M4) dan 921 (M4A1).
M4 MWS (Modular Weapon System)
M4 MWS
M4 MWS adalah karabin Colt Model 923 yang dipasang Sistem Railing Aksesori (RAS - Rail Accesory System) buatan perusahaan senjata Knight's Armament Corporation. Senapan ini sebelumnya diberi nama M4E2, tapi penamaan ini dibatalkan, dan M4 yang dipasang sistem ini diberi nama M4 MWS atau Modular Weapon System.
M4A1
Karabin M4A1 adalah modifikasi dari karabin M4, yang dibuat untuk dipakai oleh pasukan khusus. M4A1 banyak dipakai pada pasukan khusus AS, seperti Delta Force, Navy SEALS, dan Force Reconnaissance. Senapan ini menjadi pilihan pasukan khusus dan pasukan anti-teroris, karena ukurannya dan kemampuannya menembak full-otomatis. Fitur-fitur ini sangat berguna untuk pertempuran dalam perkotaan. Walaupun M4A1 tidak memiliki jangkauan tembak sejauh senapan M16, banyak pengamat militer yang berpendapat bahwa menembak target diatas 300 meter tanpa senapan khusus itu tidak perlu. M4A1 sangat efektif pada jarak 150 meter.
SOPMOD Blok I
USSOCOM mengembangkan perangkat Modifikasi Khusus Operasi Khusus (SOPMOD - Special Operations Peculiar Modification) Blok I untuk digunakan pasukan yang ada dibawah kepemimpinannya. Perangkat ini meliputi, antara lain, karabin M4A1, Sistem Railing Antar-muka (RIS - Rail Interface System) buatan Knight's Armament Company (KAC), pelontar granat M203 beserta bidikannya, peredam suara buatan KAC, bidikan cadangan buatan KAC, penunjuk laser/infra-merah AN/PEQ-2A buatan Insight Technologies, bidikan optik ACOG dan Reflex buatan Trijicon, serta sebuah bidikan night vision.
SOPMOD Blok II
Generasi ke-2 SOPMOD sedang direncanakan, dengan banyak perusahaan yang bersaing untuk mendapakan kontraknya. Beberapa perusahaan ternama, beserta rancangan mereka misalnya, Knight's Armament Company dengan URX II, ARMS dengan sistem Selective Integrated Rail (SIR), serta Lewis Machine & Tool dengan Monolithic Rail Platform (MRP).
Varian-varian lain
Varian lain karabin M4 juga dibuat oleh produsen lain, dan dipakai oleh pasukan khusus negara selain Amerika Serikat, antara lain Special Air Service Regiment (SASR) Australia, Pasukan Gerakan Khas Polis Diraja Malaysia, dan Detasemen 88 Anti-teror Polri. Selain itu, SAS Inggris menggunakan juga M4 buatan Diemaco yang diberi nama C8. Walau akhirnya Diemaco dibeli oleh Colt, dan diberi nama Colt Canada, nama-nama senapan versi Diemaco tidak diubah.
Langganan:
Postingan (Atom)